Apakah Infeksi COVID-19 Dapat Menular Melalui Udara?

Belum lama ini keluar publikasi baru di jurnal kesehatan terkemuka, New England Journal of Medicine (NEJM), yang memperlihatkan bahwa SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, dapat bertahan di udara selama 3 jam.

Akibatnya sebagian orang menjadi panik dan takut terinfeksi. Bahkan ada yang menanyakan apakah perlu memakai masker khusus seperti N95 agar tidak terinfeksi

Untuk itu kita harus mempelajari laporan ini dengan hati2. Berikut penjelasan untuk studi tersebut:

Studi yang dikerjakan ini merupakan penelitian EKSPERIMENTAL

Peneliti pada studi ini menggunakan mesin nebulizer yang dapat menghasilkan partikel2 kecil (aerosol) dgn ukuran < 5 mikrometer. Cairan yang mengandung virus dengan konsentrasi tertentu kemudian dimasukkan ke dalam mesin nebulizer sehingga menghasilkan partikel2 aerosol yang mengandung virus SARS-CoV-2.

Setelah itu aerosol yang mengandung virus tersebut dialirkan ke tabung khusus bernama Goldberg. Umumnya tabung ini akan berputar terus-menerus sehingga partikel aerosol akan terus berputar didalamnya dan tidak jatuh ke permukaan.

Peneliti ini menemukan bahwa seiring waktu jumlah virus akan berkurang, namun virusnya masih tetap viable (masih dapat menginfeksi) hingga 3 jam setelah dimasukkan ke dalam tabung Goldberg.

Meskipun demikian, terdapat perbedaan dengan mekanisme utama penularan COVID-19 di “dunia nyata”. SARS-CoV-2 umumnya ditularkan melalui percikan (droplet) yang dihasilkan saat kita batuk/bersin/bicara. Percikan ini ukurannya biasanya > 5 mikrometer. Nah akibatnya droplet ini umumnya radius penyebarannya maksimal 2 meter dari orang yang mengeluarkannya karena pengaruh gravitasi.

Oleh karena itu penularan melalui udara seperti di dalam studi NEJM tersebut tidak akan terjadi pada umumnya.

Tentu saja pertanyaan selanjutnya adalah bisa tidak terdapat kondisi dimana penularan seperti studi di NEJM tersebut terjadi.

Jawabannya bisa.

Penularan ini dapat terjadi terutama di rumah sakit atau instansi kesehatan. Hal ini karena terdapat beberapa tindakan medis yang dapat menghasilkan aerosol. Misalnya tindakan intubasi (pemasangan selang bantu nafas) terhadap pasien. Itu sebabnya mengapa tenaga medis harus memakai masker khusus seperti N95.

Oleh karena itu mari kita bersikap bijak dengan tidak membeli masker N95 sembarangan. Tenaga kesehatan merupakan kelompok yang sangat memerlukan masker tersebut untuk mencegah risiko terinfeksi. Jangan sampai hanya karena kepanikan berlebih kita menjadi bertindak gegabah sehingga menyebabkan kelangkaan masker seperti yang terjadi saat ini. Ingat, masker khusus seperti N95 yang anda miliki dapat menyelamatkan nyawa tenaga medis yang memerlukannya.

Salam sehat,

Fatih Anfasa
– Kandidat Doktor, Departemen Virologi, Erasmus University Medical Center, Rotterdam, Belanda
– PPDS Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Jakarta, Indonesia

Referensi:
Van Doremalen N, et al. N Engl J Med 2020

Sumber : https://www.facebook.com/fatih.anfasha/posts/10158494827444406

Gambar ilustrasi ambil dari : https://nationalgeographic.grid.id/read/132037935/berapa-lama-virus-corona-dapat-hidup-dan-bertahan-di-permukaan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *